DECISION MAKING( Pengambilan Keputusan )
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur
tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Istilah decision making/pengambilan keputusan menunjuk pada
proses yg terjadi sampai keputusan itu tercapai
Dengan kata lain pengambilan keputusan :
1.Merupakan proses dgn langkah-langkah tertentu
2.Dilakukan sebagai upaya mengatasi /memecahkan masalah
3.Adalah proses menentukan satu pilihan alternatif
4.Hanya dilakukan satu kali saja
5. Mengandung suatu resiko
Pengambilan keputusan sebagai konsep pokok dari politik
menyangkut keputusan-keputusan yg diambil
secara kolektif mengikat seluruh masyarakat.
Keputusan-keputusan dapat berupa :
-
Tujuan masyarakat
-
Kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan keputusan yg dimaksud
disini adalah keputusan mengenai tindakan umum atau nilai-nilai (public goods)
yaitu mengenai apa yg akan dilakukan dan siapa mendapat apa
-
Tahap-tahap dalam decision
making :
-
Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
-
Design : Tahap
perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
-
Choice : Tahap
memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.. Dua
model
proses Pengambilan Keputusan menurut Fisher :
a. Model Preskriptif : berdasarkan pada proses yang ideal
a. Model Preskriptif : berdasarkan pada proses yang ideal
b. Model Deskriptif : berdasarkan pada realitas observasi
Beberapa teknik yang digunakan didalam
pengambilan keputusan.
• Tujuan analisis keputusan (decision analysis).
Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan, mengembangkan kriteria khusus untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif yang tersedia yang berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi risiko yang melekat pada keputusan tersebut.
• Keputusan dalam ketidakpastian (uncertainty).
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan suasana keputusan dimana probabilitas hasil-hasil potensial tidak diketahui /tak diperkirakan. Dalam suasana ketidakpastian pengambil keputusan sadar akan hasil-hasil alternatif dalam bermacam-macam peristiwa, namun pengambil keputusan tidak dapat menetapkan probabilitas peristiwa.
• Keputusan dalam situasi risk (probability).
Tahap-tahap: diawali dengan mengidentifikasikan bermacam-macam tindakan yang tersedia dan layak; peristiwa-peristiwa yang mungkin dan probabilitas terjadinya harus dapat diduga dan pay off untuk suatu tindakan dan peristiwa tertentu ditentukan.
• Persoalan inventori sederhana dalam keadaan ada resiko.
Kriteria nilai harapan (expected value) yang telah digunakan di atas juga diterapkan untuk memecahkan persoalan inventori sederhana.
• Pengambilan keputusan dalam suasana konflik (game theory).
Memusatkan analisis keputusan dalam suasana konflik dimana pengambil keputusan menghadapi berbagai peristiwa yang aktif untuk bersaing dengan pengambil keputusan lainnya, yang rasional, tanggap dan bertujuan memenangkan persaingan/ kompetisi.
• Tujuan analisis keputusan (decision analysis).
Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan, mengembangkan kriteria khusus untuk mencapai tujuan, mengevaluasi alternatif yang tersedia yang berhubungan dengan kriteria dan mengidentifikasi risiko yang melekat pada keputusan tersebut.
• Keputusan dalam ketidakpastian (uncertainty).
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan suasana keputusan dimana probabilitas hasil-hasil potensial tidak diketahui /tak diperkirakan. Dalam suasana ketidakpastian pengambil keputusan sadar akan hasil-hasil alternatif dalam bermacam-macam peristiwa, namun pengambil keputusan tidak dapat menetapkan probabilitas peristiwa.
• Keputusan dalam situasi risk (probability).
Tahap-tahap: diawali dengan mengidentifikasikan bermacam-macam tindakan yang tersedia dan layak; peristiwa-peristiwa yang mungkin dan probabilitas terjadinya harus dapat diduga dan pay off untuk suatu tindakan dan peristiwa tertentu ditentukan.
• Persoalan inventori sederhana dalam keadaan ada resiko.
Kriteria nilai harapan (expected value) yang telah digunakan di atas juga diterapkan untuk memecahkan persoalan inventori sederhana.
• Pengambilan keputusan dalam suasana konflik (game theory).
Memusatkan analisis keputusan dalam suasana konflik dimana pengambil keputusan menghadapi berbagai peristiwa yang aktif untuk bersaing dengan pengambil keputusan lainnya, yang rasional, tanggap dan bertujuan memenangkan persaingan/ kompetisi.
Para pakar memberikan pengertian
keputusan sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya.
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai
alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
-
(1) ada pilihan atas
dasar logika atau pertimbangan;
-
(2) ada beberapa
alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan
-
(3) ada tujuan yang
ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Pengertian keputusan yang lain dikemukakan
oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada
proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif.
Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para pakar mengenai pengertian pembuatan atau – yang sering digunakan – pengambilan keputusan.
Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para pakar mengenai pengertian pembuatan atau – yang sering digunakan – pengambilan keputusan.
-
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan
adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada. Kemudian,
-
menurut Sondang P.
Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Selanjutnya,
-
menurut James A. F.
Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu
tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasional. Di samping itu, fungsi pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan:
Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara institusional maupun secara organisasional. Di samping itu, fungsi pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efek atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan:
-
(1)
tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan
masalah lain dan
-
(2) tujuan yang bersifat ganda.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil
itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif
atau yang bersifat tidak kontradiktif.
Tujuan dari proses pengambilan keputusan :
-
1.Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah & efisien
-
2.Pemecahan masalah atas kendala
yang dihadapi organisasi ( yang
-
seringkali bersifat kontradiktif )
Agar
pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur atau
komponen pengambilan keputusan.
Unsur pengambilan keputusan itu
adalah:
-
(1) tujuan dari
pengambilan keputusan;
-
(2) identifikasi
alternatif keputusan yang memecahkan masalah;
-
(3) perhitungan
tentang faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar
jangkauan manusia; dan
-
(4) sarana dan
perlengkapan untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan
keputusan.
Sementara
itu, George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan
keputusan, yaitu:
-
(1) intuisi;
-
(2) pengalaman;
-
(3) fakta;
-
(4) wewenang;
dan
-
(5) rasional.
Konsep pengambilan keputusan. Menurut
Joyce Mitchell dalam bukunya politikal
analisis and public policy: ilmu
politik adalah ilmu yang mempelajari tentang pengambilan keputusan kolektif
atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Pengambilan
keputusan (decision-making)keputusan (decision) adalah membuat pilihan di
antara beberapa alternatif pengambilankeputusan (decision-making) menunjuk pada
proses yang terjadi sampai keputusan itu dicapai.
Proses
Pengambilan Keputusan
Kegiatan pengambilan
keputusan adalah kegiatan yang kompleks. Pengalaman banyak manajer yang
berkecimpung dalam memecahkin masalah sehari-hari dan hasil-hasil penelitian
menunjukkan, bahwa kegiatan pengambilan keputusan akan menjadi lebih efektif
bila didekati dengan:
1.
Pendekatan yang interdisipliner.
2.
Proses yang sistematis.
3.
Proses berdasarkan informasi.
4.
Memperhitungkan faktor-faktor ketidakpasian.
5.
Diarahkan pada tindakan nyata.
Pendekatan yang Interdisipliner
Proses
pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal. tidak
pula ia dapat dipanddng sebagai suatu tindakan yang seragam yang berlaku untuk
semua keadaan, serta dapat digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda
dengan tingkat efektivitas yang sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari
berbagai ndakan dengan memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
Telah
terlihat bahwa pengambilan keputusan, baik pada tingkat individu, tingkat
kelompok, maupun tingkat organisasi, pada umumnya berarti secara sadar
menjatuhkan pilihan atas berbagai alternatif tertentu setelah mengalami proses
seleksi yang teliti. Proses pengambilan keputusan memerlukan penggunaan ide
atau persepsi tentang yang baik dan yang tidak baik, yang benar dan yang ialah,
yang layak dan yang tidak layak dilakukan serta yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
tidak dilakukan.
Artinya,
proses pengambilan keputusan mau tidak mau harus memperhitungkan nilai-nilai
organisasional dan nilai-nilai sosial. Bahkan nilai moral dan etika pun harus
diperhitungkan. Di samping itu, karena dalam proses pengambilan keputusan
manusia memainkan peranan yang paling menentukan, maka filsafat hidup,
nilai-nilai yang dianut, latar belakang pendidikan, pengalaman, pandangan atau
persepsi seseorang, turut pula berperan. Dengan segala faktor tersebut pun
masih tetap tidak ada kepastian, bahwa keputusan yang diambil benar-benar akan
mendatangkan hasil yang diharapkan. Itulah sebabnya kalau orang berbicara
tentang proses pengambilan keputusan, ia selalu berbicara tentang probabilitas,
baik yang menyangkut keberhasilan maupun ketidak berhasilan.
Di
muka telah ditekankan bahwa proses pengambilan keputusan tidak terjadi dalam
suasanavakum. Hal ini berarti bahwa faktor linglcungan pun harus
diperhitungkan. Mem perhitungkan lingkungan berarti dua hal.:
-
1 : lingkungan
sebagai sumber data dan informasi yang sangat berguna sebagi masukan untuk
dianalisis dan dikaji dalam usaha mencari dan menemukan berbagai alternatif
yang mungkin ditempuh.
-
2 : lingkungan yang
dalam berbagai bentuk, akan memberikan reaksi. baik yang positif maupun yang
negatif terhadap keputusan yang diambil. Yang mempersulit usaha pengambilan
keputusan ialah bahwa kondisi dan sifat lingkungan itu tidak selalu dapat
diketahui dengan pasti, dan seorang pengambil keputusan tidak dapat berbuat
banyak tentang kondisi lingkungan yang sering tidak dapat dipastikan itu.
Melalui penciptaan berbagai model dan simulasi yang dapat dibuat perkiraan yang
kurang lebih akurat tentang kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses
pengambilan yang akan terjadi. Tetapi berbagai model dan simulasi yang paling
akurat sekalipun tidak sepenuhnya menggambarkan situasi. lingkungan dengan
tepat.
Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu tugas
penting seorang pengambil keputusan adalah mengintegrasikan berbagai aspek
tersebut sedemikian rupa sehingga tercipta proses yang dapat berfungsi dengan
baik. Pengintegrasian berbagai aspek tersebut mempermudah tugas pengambilan
keputusan, khususnya dalam menjatuhkan pilihan atas-satu alternatif yang
diperkirakan paling tepat di antara sekian banyak alternatif yang tersedia
baginya. Kerangkat interdispliner dalam pengambilan keputusan :
·
Titik sentral adalah pengambilan keputusan (proses)
Sistem nilai dan etika = filsafat dan agama
Sistem nilai dan etika = filsafat dan agama
·
Kemanfaatan dan probabailitas = ilmu ekonomi dan ilmu statistic.
·
Perilaku kelompok = sosiologi, psikologi, social.
·
Perilaku individu = psikologi dan etnologi.
Lingkungan : Hukum,
antropologi, ilmu politik
·
Model dan simulasi = matematika dan informatika.
Karena
masing-masing aspek ifu memiliki makna dan peran yang khas, maka
memperhitungkannya pun tidak bisa lain pada harus diartikan bahwa pendekatan
ilmiah yang tepat untuk mengambil keputusan adalah pendekatan yang menggunakan
berbagai rumus, dalil dan asas-asas berbagai cabang ilmu pengetahuan
Dan cara untuk mengetahui siapa
yang sesungguhnya berkuasa dalam pembuatan suatu keputusan politik. Ada tiga
cara menurut Putnam, yaitu:
-
analisis posisi,: proses dengan cara melihat
kedudukan seseorang dalam suatu lembaga
-
analisis reputasi : adalah proses dengan cara
memperhatikan reputasi seseorang dalam lingkungan pemerintahan
-
analisis keputusan :
adalah cara untuk mengetahui elit politik dengan proses meneliti siapa yang
ikut dalam proses pembuatan keputusan dalam beberapa kasus pengambilan
keputusan yang dianggap cocok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar